Bisa jadi terlintas dalam benak seorang mukmin -meskipun hanya sekilas- sepercik kesadaran ; "bagaimana bisa aku terpuruk dalam kubangan aib tanpa pernah kusadari? kenapa aku belum juga beranjak menuju Allah? waktuku hilang, umurku melayang, tetapi tidak sejengkal pun aku bertambah dekat kepada Allah. tidak pula bertambah pengetahuanku tentang-Nya. semua berlalu sia-sia".
Sayangnya, sepercik kesadaran ini segera dihadang nafsu jahat. dengan dibantu setan, nafsu ini mencoba mengendurkan semangat orang mukmin tadi, melancarkan bujuk rayu dan godaannya; engkau masih lebih baik dibandingkan dengan yang lain, bersyukurlah! lihatlah keadaan manusia pada zaman edan ini. engkau sudah mengerjakan sholat, berhaji, berumrah, bersedekah, berzikir kepada Allah, dan bersholawat kepada Nabi. cobalah perhatikan orang itu; ia jauh dari Allah. dibandingkan dengan dirimu, ia tidak ada apa-apanya. engkau masih lebih baik dibandingkan dengan yang lainnya.
Rayuan maut dari kolaborasi antara nafsu dan setan tadi menghadang manusia untuk menghancurkan dan menjauhkannya dari momen-monen ketika ia sebetulnya telah berada dalam cahaya Allah untuk mencela hawa nafsu tersebut.
tiada yang mencela dirinya
sehebat orang merdeka yang luhur dan mulia
dan orang menjadi baik
tergantung dengan siapa ia duduk
Setiap kali momen untuk menelisik diri sendiri mendatangi seorang mukmin, saat itu pula lah nafsu jahat datang menutupi aib itu rapat-rapat. memang benar bahwa ada banyak orang yang lebih buruk daripada anda, tetapi apakah anda diciptakan untuk memandang orang yang lebih buruk itu? berapa kali anda melihat orang menaiki mobil lebih bagus daripada mobil anda, lalu anda berharap mempunyai mobil yang sama? bukankah sering sekali anda menyaksikan seseorang mengenakan busana lebih mahal dibanding busana yang anda kenakan, lalu anda berharap memilikinya juga? bukankah sering pula anda mendengar seseorang mendapat limpahan harta dunia, lalu anda berharap mendapatkan hal serupa?
Kenapa anda tidak bersyukur? bukankah sebagian orang kelaparan? sementara anda kekenyangan? bukankah sebagian orang tidak memiliki pakaian atau kendaraan, sedangkan anda memilikinya? mengapa dalam urusan dunia anda melihat keatas, sementara dalam urusan akhirat anda memandang kebawah? tahukah anda apa penyebabnya? itulah nafsu yang tidak anda bersihkan dan tidak anda didik. dialah musuh terbesar anda yang menghambat perjalanan anda menuju Allah. Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. sesungguhnya Tuhanku maha pengampun lagi maha penyayang (Q.S. Yusuf: 53)
- Salam
- Tarim
- Dzikir dan Do'a
- Ulumul Qur'an
- Ulumul Hadits
- Kisah
- Kajian
- Biografi
- Mutiara Hikmah
- Artikel
- Puisi
- Video
- Fathib In Memories Part 1
- Fathib In Memories Part 2
- Fathib In Memories Part 3
- Fathib In Memories Part 4
- Fathib In Memories Part 5
- Fathib In Memories Part 6
- Fathib In Memories Part 7
- Fathib In Memories Part 8
- Fathib In Memories Part 9
- Fathib In Memories Part 10
- Fathib In Memories Part 11
- Fathib In Memories Part 12
- Fathib In Memories Part 13
- Fathib In Memories Part 14
- Fathib In Memories Part 15
- Wisata
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar