Permulaan kebaikan dipandang ringan, tetapi akhirnya dipandang berat. Hampir-hampir saja pada permulaannya dianggap sekedar menuruti khayalan, bukan pikiran; tetapi pada akhirnya dianggap sebagai buah pikiran, bukan khayalan. Oleh karena itu, dikatakan bahwa memelihara pekerjaan lebih berat dari pada memulainya. Mohon do'akan kami semoga selalu istiqomah dalam kebaikan Perajurit Saba: Maret 2015

Selasa, 24 Maret 2015

MAKNA AL QUR’AN SECARA BAHASA DAN NAMA-NAMANYA



     ‘’Al qur’an’’ adalah nama utama kitab suci umat islam dan yang paling terkenal diantara nama-namanya yang lain. Adapun makna yang paling tepat untuk mendeskripsikan al qur’an secara bahasa ialah suatu sinonim (persamaan kata) dari ‘membaca’. Allah SWT berfirman        إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْءَانَهُ فَإِذَا قَرَأْنَهُ فَاتَبِعْ قُرْأنَهُ (sesungguhnya kami yang akan mengumpulkannya dan membacakannya apabila kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaan itu) kemudian dari makna qur’an yang berupa mashdar tersebut dinukil menjadi sebuah nama bagi firman Allah swt yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw .

     Ada juga ulama yang berpendapat bahwasannya (nama) al qur’an itu musytaq (bentukkan dari)القُرْءِ  berma’na الجَمْعِ  (mengumpulkan) dikarenakan alqur’an itu mengumpulkan semua inti faidah dari kitab-kitab samawi sebelumnya.

     Adapun imam Syafi’i berpendapat bahwasannya (nama) al qur’an itu bukan merupakan bentukan dari lafadz القُرْءِ  berma’na الجَمْعِ  bukan pula dari …… akan tetapi  (nama) al qur’an adalah sebuah istilah  yang dijadikan nama untuk suatu kitab yang diturunkan kepada nabi Muhamad saw. Seperti halnya diistilahkannya nama ‘’taurot’’ untuk kitab yang diturunkan kepada nabi isa as dan nama ’’injil’’ untuk kitab yang diturunkan kepada nabi musa as.

Adapun daripada nama-nama al qur’an yang lain ialah:

     1.       Al Furqon (yang membedakan). Yang mengandung pengertian bahwasannya al qur’an itu merupakan kalamullah yang membedakan antara yang haq dan yang bathil, Allah swt berfirman تَبَارَكَ الّذِى نَزَّلَ الفُرْقَانَ عَلَى عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعلَمِيْنَ نَذِيْراً (maha suci Allah yang telah menurunkan al furqon kepada hambanya agar dia memberi peringatan kepada seluruh alam)

     2.       Al Kitab (sebuah kitab) Allah swt berfirman نَزَّلَ عَلَيْكَ الْكِتَبَ بِالْحَقِ مُصَدِّقاً لِّماَ بَيْنَ يَدَيْهِ (Dia menurunkan al kitab kepadamu yang mengandung kebenaran, membenarkan (kitab-kitab) sebelumnya dan menurunkan taurat dan injil)

     3.       Ad Dzikr (pengingat) Allah swt berfirman وَهَذاّ ذِكْرٌ مُباَرَكٌ أَنْزَلْنهُ (dan ini adalah suatu peringatan yang mengandung keberkahan yang telah kami turunkan )

     4.       At Tanzil (yang diturunkan) Allah swt berfirman وَإِنَّهُ لَتَنْزِيْلُ رَبِّ الْعلَمِيْنَ ( dan sungguh (al qur’an) ini benar-benar diturunkan oleh tuhan seluruh alam)

     Doktor Muhammad Abdullah darroj dalam kitabnya النَبَأُ الْعَظِيْمُ hanya menyebutkan dua nama saja yaitu al qur’an dan al kitab, tidak lain ialah agar menjadi semakin jelas hikmah ilahiyah dibalik nama tersebut. Adapun kenapa dinamakan al qur’an ialah karena ia dibaca قرأ dengan lisan, begitu pula kenapa ia dinamakan al kitab tidak lain karena ia ditulis كتب dalam lembaran-lembaran. Dan kedua penamaan tersebut adalah termasuk daripada penamaan sesuatu dengan makna yang sesuai dengan kenyataannya.
Dalam penamaan al qur’an dengan kedua nama tersebut terdapat isyarat bahwasannya Allah akan menjaga alqur’an

Minggu, 22 Maret 2015

KEISTIMEWAAN KOTA TARIM


     Hadramaut, mendengar kata itu seolah kita diajak berpetualang kezaman para Nabi dan Rasul. Lembah gersang yang berada di negara paling ujung selatan jazirah Arab tersebut lebih dikenal dengan istilah Al Ahqoff  dalam Al qur'an dan menyimpan berjuta-juta rahasia yang tidak diketahui oleh khalayak ramai. kendati tanahnya yang sangat gersang dan cuacanya yang begitu ekstrim, hal itu tidak menyurutkan betapa gigihnya para wali dan ulama  Hadramaut untuk untuk terus berjuang menyebarkan panji-panji syari'at Islam. Banyak para wali dan ulama di Hadramaut bermunculan laksana suburnya rumput hijau yang tumbuh ditaman yang asri


Kota Tarim

    Tarim merupakan salah satu kota di negeri Hadramaut, Yaman. Terletak kurang lebih 500 km dari ibu kota Yaman, Shana'a, Tarim adalah sebuah kota yang tergolong subur dan makmur.Kota tersebut adalah kota bersejarah dan memiliki banyak kemuliaan dari Allah, berkat do'a kholifah Rasulullah, Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiiq radhiyallahu'anhu. Beliau pernah menuturkan, "Apabila aku bermimpi masuk ke kota tarim, maka keesokan harinya hatiku terasa bahagia, dan kebahagiaan itu aku rasakan selama tiga hari. Dan bila aku berziarah ke kota itu, maka kebahagiaan itu aku rasakan selama tujuh hari tujuh malam. Para salafunas sholihin banayk menyebut kota Tarim dengan "Madinat us-Shiddiiq". karena pada saat kholifah Rasulullah, Sayyidina Abu Bakar as-Shiddiiq radhiyallahu'anhu meminta sumpah setia kepada penguasa kota tarim saat itu, yang bernama Ziyad bin Lubeid al-Anshoriy, maka sumpah itu disambut baik oleh penguasa Tarim dan seluruh penduduk kota itu, tanpa terkecuali. Pada saat berita ini sampai kepada kholifah Sayyidina Abu Bakar, beliau langsung berdoa dengan 3 permohonan yang beliau panjatkan kepada Allah Ta'alaa hanya khusus untuk kota Tarim dan penduduknya, yaitu:

1. Mudah-mudahan Allah memberikan kemakmuran untuk kota tarim.

2. Mudah-mudahan Allah memberkahi kesuburan tanahnya dan sumber airnya.

3. Mudah-mudahan Allah memberkahi Tarim dengan banyaknya para ulama yang sholih dan menjadikannya negeri yang subur akan awliya-Nya (para wali Allah).

    Saat dibacakan dihadapan Habib Ali bin Muhammad Alhabsyi (shohib simtud duror) tentang kesholihan dan ketinggian ilmu para salaf sholih radhiyallahu'anhum yang ada di Tarim. Beliau radhiyallahu'anhu berkta, "Siapa yang tak kenal kota Tarim? Tarim adalah Surga Allah yang ada di bumi ini. Aku selalu merindukan kota Tarim. Bagaimana tidak? Semua sudut di kota itu telah melahirkan para wali Allah. Negeri itu subur akan ulama dan awliya Allah.

    Keistimewaan kota Tarim yang lain adalah, dikota tersebut tersebar anak cucu Rasulullah SAW. Mereka tumbuh di tanah yang penuh dengan kemuliaan. Pernah pada suatu ketika Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh aku benar-benar mencium harumnya karunia Allah SWT dari Yaman. Betapa banyak hikmah yang terpancar dari sana." Salah seorang 'arif billah mengatakan bahwa yang dimaksud oleh Rasulullah dalam haditsnya tersebut tiada lain adalah kota Tarim dan penduduknya.

    Pada suatu saat ada seorang darwisy (orang yang pakaiannya lusuh dan kumah) datang kepadaku, tampaknya ia adalah orang sholih dan memiliki rahasia Allah. Ia berkata kepadaku, "Ya Sayyidi Ali! Ketika aku datang ke tempat seorang wali dimana pun, maka kudapatkan suasana hening dan khidmat di saat aku berziarah ke kuburnya atau saat ada dalam kubahnya saja. Tetapi bila aku masuk kota Tarim, maka kudapatkan suasana hening dan khidmat itu memenuhi setiap sudut kota itu, bahkan di pasar-pasarnya." Lalu kukatakan kepadanya, "Bila pasarnya saja memancarkan keagungan, apalagi masjid-masjidnya."

'' Andai saja mereka melihat hakikat kota Tarim, niscaya mereka akan mengatakan 
'Syurga dunia adalah Tarim' '' 
(Al imam Ahmad bin Abil Hubb)

 ''Setetes ilmu di Tarim lebih baik daripada lautan ilmu diluar Tarim'' 
(Al Imam Abdurrahman Assegaff)

''Dimaqbaroh Zambal dimakamkan lebih dari 10000 wali, 
80 diantaranya adalah wali quthb (tingkatan wali tertinggi) 
(Al Imam Abdurrahman Assegaff)

jumlah ini sekitar 600 tahun yang lau, sebelum wafatnya Imam Assegaff, Imam Alaydrus, Imam Al Muhdlor, Imam Al Haddad dan masih banyak lagi. mungkin sekarang jumlah auliya' di zambal sudah mencapai ratusan ribu. dizambal juga terdapat makam para sahabat nabi (ahlul badr)

''Siapa yang tetap dengan adad dan akhlaq di Tarim, maka Tarim akan menjadikannya bintang, bulan, atau bahkan matahari yang menerangi manusia dengan ilmu dan cahayanya'' 
(Al Imam Alwi bin Shihab)

''Tidak ada tempat didunia ini yang lebih baik dari Tarim setelah al masaajid ats tsalaasah 
(Makkah, Madinah, Aqsho) 
(Al Imam Abdullah Al Haddad)

Urgensi Pendidikan Islam Sejak Dini

Oleh: Jadidseasons

     Di era globalisasi dan modernisasi, kini setiap individu membutuhkan para penda’i yang menuntun bagaimana dan dari mana harus memulai. Karena dalam sisi pemahaman Islam tentang pendidikan, masih banyak tugas dan kewajiban tambahan bagi setiap Muslim. Diantaranya menyiapkan para generasi muda agar terdidik dengan pengetahuan Islam yang lurus dan murni, sebelum mengetahui dan mempelajari apapun semenjak lahir. Tidak lain karena tema besar dan problematika pendidikan Islam, sangatlah berkaitan dengan dua asas penting yang menjadi landasan setiap Rasul, yakni; pengetahuan tentang tauhid Allah SWT dan syariat-Nya.

    Akibat tidak adanya perhatian penuh terhadap pendidikan Islam sejak dini, faktanya kondisi para generasi sekarang justru terpengaruh oleh sihir film, berita dan teknologi. Padahal tujuan para musuh Islam menciptakan dan menghiasi semuanya sebagai perusak akal dan kreadibilitas generasi muda dalam memahami Al-quran, hadits dan pengetahuan Islam, mereka tahu bahwa film dan gambar akan lebih kuat pengaruhnya dari pada sekedar ungkapan kalimat-kalimat dalam kitab suci dan hadits. Pelu disadari pula bahwa tidak ada film yang dibuat, cerita yang ditulis, gambar yang diexpose kecuali dibelakangnya ada tujuan tertentu! Jika sekarang umat Islam belum bisa melihat pengaruhnya, kelak pasti akidah kufur tersebut akan tertanam pada generasi muda Islam.

 A.     Pendidikan Sebagai Garda Terdepan

    Pendidikan sebagai garda terdepan kemajuan, seharusnya mampu membangun karakter bangsa, mempengaruhi budaya dan membentuk paradigma berfikir yang progresif dan visioner. Namun problematika yang berada dalam dunia pendidikan, semakin menjauhkan undang-undang dalam mencerdaskan anak bangsa.

     Salah satu penyebab terjadinya perihal demikian adalah lemahnya kualitas mental bangsa dalam menghadapi perubahan yang sangat cepat, dan tentunya mengarah pada modernisasi yang salah arah. Implikasinya membuahkan dampak negatif, diantaranya: pertama, banyak orang yang ingin kaya akan tetapi melalui jalan pintas. Kedua, banyak orang ingin modern tetapi melalui jalan yang salah. Ketiga, banyak orang yang ingin menjadi sejahtera tetapi melalui jalan yang tidak benar.

    Memang tidak mudah untuk mencari solusi dalam menghadapi problematika bangsa, tidak semudah membalikkan tangan begitu saja. Akan tetapi ada beberapa instrumen krusial untuk membenahinya, yakni melalui pendidikan karakter. Tidak dapat kita pungkiri, setiap agama yang ada pasti memberikan kewajiban umatnya untuk beprilaku terpuji. Sepertihalnya agama Islam, yang mana tidaklah Nabi Muhammad SAW diutus kecuali sebagai rahmat seluruh alam. Beliau bersabda: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang terpuji”. Inilah langkah awal yang harus mulai dipupuk semenjak dini, sebagai bukti nyata dalam revitalisasi pendidikan Islam.

 B. Pendidikan Karakter dan Budaya Bangsa

    Senafas dengan urgensi pendidikan karakter sejak dini, Ki Hajar Dewantoro juga mengatakan bahwa moralitas pendidikan adalah: “Ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, lan tut wuri handayani”. Ungkapan sarat makna tersebut berarti:

 1. Manusia harus menjadi teladan ketika berada didepan, atau menjadi pemimpin didalam level serendah apapun.

 2. Jika berada ditengah, maka harus dapat membangkitkan semangat untuk berkarya.

 3. Dan jika berada dibelakang, maka harus bisa menjadi pamong.

    Pendidikan karakter sejatinya adalah pendidikan yang berbasis pada kejujuran, keikhlasan, kepercayaan dan tanggung jawab. Kejujuran dalam setiap aspek prilaku yang dikerjakan, keikhlasan dalam menunaikan segala hak dan kewajiban, terpercaya ketika dibebankan tanggung jawab, serta bertanggung jawab pula ketika dibebankan amanat. Inilah sebenarnya jiwa dan karakter pendidikan bangsa, yang mana senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan dan ketuhanan yang Maha Esa.

    Menurut hemat penulis, merealisasikan cita-cita luhur bangsa melalui pendidikan Islam merupakan tujuan yang sangat mulia. Sehingga perlu adanya step dan manner yang komprehensif mulai sekarang, diantaranya:

a) Ta’yin, dapat berupa mendasarkan pendidikan Islam sejak dini dan setiap aspek apapun yang berkaitan dengannya.

 b) Taqwim, dapat berupa meluruskan pemikiran dan fenomena yang masih samar ataupun salah dalam segala sisi menuju azas utama agama Islam. Sehingga kelak umat muslimin mengetahui hakikat akan kebenaran yang ada pada zamannya.

    Pendidikan karakter dan budaya bangsa adalah multidimensi dan multidisiplin, sehingga diperlukan pendekatan yang komprehensif dalam berbagai disiplin ilmu. Dapat dimaknai pula sebagai pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada peserta didik, sampai mereka memiliki visi dan misi sebagai karakter dirinya dalam berinteraksi dalam keluarga, masyarakat, sekaligus warga negara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif. Atas dasar demikian, pengembangan pendidikan Islam melalui karakter dan budaya bangsa sangat strategis bagi keberlangsungan dan kemajuan bangsa dimasa mendatang.

    Konklusinya, bahwa setiap Muslim dituntut untuk memperhatikan perkara pendidikan Islam sejak dini. Al-Habib Abu Bakar al-‘Adny berkata: mulailah dengan mengadakan majlis ilmu dalam rumah untuk keluarga, halaqah al-qur’an, pembacaan dzikir, dan nasehat-nasehat untuk putra-putrinya. Bukan mencegah mereka dari apa saja yang mereka lakukan pada peradaban dan zamannya, tetapi membimbing mereka! Kini kerusakan telah melanda umat Muslimin dalam segala aspek kehidupan, kerusakan dalam pendidikan, kerusakan dalam membina pemikiran, kerusakan dalam keimanan, yang mana tidak mungkin umat Muslimin menjadi bersatu kecuali kembali kepada majlis ilmu anak-anak, keluarga, para ulama dan ahli ilmu agar dapat menjauhkan dari segala kemudhorotan dan kesesatan yang terjadi.

نصائح علماء الأمة الذين عرفوا بذاكرة حديدة،

 فمن نصائحهم:

1)   تقوى الله وترك المعاصي والمخالفات، يقول الشافعي:
شكوت إلى وكيع سوء حفظي     **     فأرشدني إلى ترك المعاصي
2)   النية الخالصة لله عزّ وجلّ في طلب العلم، وقد جاء عن أحد السلف أنه شرب ماء زمزم بنية قوة الحفظ فحصل له ذلك
3)   الدعاء وطلب العون من الله في طلب العلم والفهم والحفظ
4)   كثرة ذكر الله عزّ وجلّ، قال تعالى: واذكر ربّك إذا نسيت
5)   الفهم والعمل من أهم وسائل الحفظ، قال الشعبي: كنا نستعين على حفظ الحديث بالعمل به
6)   الاهتمام والتركيز على ما تريد حفظه، قال البخاري: لا أعلم شيئا أنفع للحفظ من نهمة الرجل
7)   الأخذ بأسباب صحة الجسم وتناول الأغدية الصحية التي تعين المخ على القيام بعمله بشكل جيد، قال الزهري: عليك بالعسل فإنه جيد للحفظ والذاكرة
8)   التعود على الحفظ وجعله من السمات الملازمة لشخصيتك، وأول الحفظ شديد يشق على الإنسان ثم إذا اعتاد سهل.
قال الإمام الحداد:
وبالجد والصبر الجميل تحل في     **     فسيح العلا فاستوصِ بالجد والصبر
نسأل الله أن ينهض الهمم ويوافق شباب الأمة بالخصوص لحفظ أوقاتهم وصرفها في القراءة والعلم لما فيه مصلحة الأمة آمين . . .

أذكار تقرأ بعد دعاء الفجر


o      يا حيُّ يا قيّومُ لا إله إلا أنتَ (40 مرة)([1]).
o      يا حيّ يا قيّوم أَحيِ القلوبَ تحياَ ، وأَصلِحْ لنا الأعمالَ في الدِّينِ والدنيا (18 مرة)([2]).
***




([1]) ذكر الإمام القشيري في رسالته عن الإمام الكتاني أنه قال : رأيت النبي صلّى الله عليه وسلّم في المنام فقلت : ادع الله أن لا يميت قلبي ، فقال صلّى الله عليه وسلّم : ( قل كل يوم أربعين مرة « يا حي يا قيوم لا إله إلا أنت » فإن الله يحيي قلبك ).
([2]) هذا الذكر المبارك عن الحبيب الإمام أحمد بن حسن العطاس كما في تنوير الأغلاس (ج 1، ص 45)، حيث ألهمه الله به وأمر بالإتيان منه ثمانية عشرة مرة لمّا رأى فيه من النفع الكبير.

الذِّكر قبل إقامة الصلوات الخمس


o      سبحان الله (10 مرة)
o      لا إله إلا الله (10 مرة)
o      الحمد لله (10 مرة)
o      الله أكبر (10 مرة)
o      أستغفر الله (10 مرة)([1]).
o      أستغفر اللهَ العظيمَ لي ولوالديَّ ولجميعِ المسلمينَ إلى يومِ الدِّينِ ، في كلِّ لحظةٍ أبداً ، عددَ خلقِه ، ورضا نفسِه ، وزِنَةَ عرْشِه ، ومِدادَ كلماتِه.
o      ثم يقرأ آية الكرسي ، ثم يُقيم الصلاةَ.
***




([1]) لحَدِيثِ أُمِّ رَافِعٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّهَا قَالَتْيَا رَسُولَ اللَّهِ، دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ يَأْجُرُنِي اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْهِقَالَ: « يَا أُمَّ رَافِعٍ، إِذَا قُمْتِ إِلَى الصَّلَاةِ فَسَبِّحِي اللَّهَ عَشْرًا، وَهَلِّلِيهِ عَشْرًا، وَاحْمَدِيهِ عَشْرًا، وَكَبِّرِيهِ عَشْرًا، وَاسْتَغْفِرِيهِ عَشْرًا، فَإِنَّكِ إِذَا سَبَّحْتِ عَشْرًا قَالَهَذَا لِي، وَإِذَا هَلَّلْتِ قَالَهَذَا لِي، وَإِذَا حَمِدْتِ قَالَهَذَا لِي، وَإِذَا كَبَّرْتِ قَالَهَذَا لِي، وَإِذَا اسْتَغْفَرْتِ قَالَقَدْ غَفَرْتُ لَكِ» انظر: (عمل اليوم والليلة لابن السني، ص 97).