Permulaan kebaikan dipandang ringan, tetapi akhirnya dipandang berat. Hampir-hampir saja pada permulaannya dianggap sekedar menuruti khayalan, bukan pikiran; tetapi pada akhirnya dianggap sebagai buah pikiran, bukan khayalan. Oleh karena itu, dikatakan bahwa memelihara pekerjaan lebih berat dari pada memulainya. Mohon do'akan kami semoga selalu istiqomah dalam kebaikan Perajurit Saba: AKU TIDAK DICIPTAKAN UNTUK HIDUP SIA-SIA

Rabu, 07 Oktober 2015

AKU TIDAK DICIPTAKAN UNTUK HIDUP SIA-SIA



       Tahun demi tahun terus berlalu, tetapi aku merasa sama sekali belum memahami ayat-ayat Al qur'an. belum satupun ayat merasuk kejiwaku. hari demi hari juga terus berganti. satu malam aku tangisi dosa, tapi sepuluh malam aku lupa. satu kali aku bertobat, namun berkali-kali aku rusak dengan maksiat. lidah, mata dan telingaku lepas tidak terkontrol. begitu pula dengan kaki dan tanganku. waktuku lepas begitu saja tanpa ada gunanya. siang dan malam datang silih berganti mengurungku dalam kedunguan. aku sama sekali tidak memanfaatkannya untuk memahami ilmu yang sebetulnya bisa menyampaikanku pada Sang Khaliq. ketika aku menginginkan sesuatu, hawa nafsulah yang memandu dan menguasaiku. aku mencela sesuatu, kulakukan berdasarkan hawa nafsu. hawa nafsu membuatku sibuk menelisik 'aib orang lain tanpa memperhatikan 'aibku sendiri. hawa nafsu membuatku berbangga diri dan membesar-besarkan urusan dunia dengan segala rona-ronanya, padahal semua itu sebenarnya anugerah Allah semata. nafsu membuatku sibuk mencari kedudukan disisi manusia. aku dicintai, tetapi juga dibenci. aku diperbincangkan dan disanjung-sanjung, namun juga dicemooh dan dilecehkan.

       Demikianlah yang terjadi pada diriku. begitulah nilai diriku. benarkah untuk semua ini aku diciptakan? apakah untuk tujuan ini Allah menundukkan alam semesta untukku?

       Tidak demikian! aku diciptakan bukan untuk hidup layaknya orang sekarang. aku memilik tujuan hidup yang jelas, menyangkut diri, keluarga dan umat ini. aku melihat, hari demi hari umat semakin terpuruk dalam kealpaan, satu sama lain saling bermusuhan, dan mereka telah berpaling dari Allah. sepertinya, tidak sedikitpun waktuku digunakan untuk mengangkat martabat umat ini. aku telah bersikap masa bodoh terhadap keadaan mereka. pura-pura tidak tahu bahwa darah mereka tumpah tanpa ada yang membela. mereka tercabik-cabik dalam konflik. tidak sedikit diantara mereka yang menghadap kepada Allah dengan cara yang justru membawa 'aib bagi mereka sendiri, menghadap kepada Nabi dengan cara yang justru membuat Beliau terluka. lalu, apa tugasku ditengah situasi buruk seperti ini? apakah aku akan hidup seperti ini terus? layaknya hewan ternak yang tidak memberiku nilai sama sekali? tanpa kerinduan kepada Allah? dan tanpa jerih payah untuk mendapatkan karunia-Nya? apakah aku takkan melangkah untuk membersihkan hati dan menjernihkan jiwa?  apakah aku akan membiarkan diriku dijemput ajal dalam keadaan seperti ini? dengan 'aib semacam ini? Dan, 'aib terbesar dari semua 'aib yang ada pada diriku adalah ketidak tahuanku terhadap 'aib ini.

2 komentar: