Permulaan kebaikan dipandang ringan, tetapi akhirnya dipandang berat. Hampir-hampir saja pada permulaannya dianggap sekedar menuruti khayalan, bukan pikiran; tetapi pada akhirnya dianggap sebagai buah pikiran, bukan khayalan. Oleh karena itu, dikatakan bahwa memelihara pekerjaan lebih berat dari pada memulainya. Mohon do'akan kami semoga selalu istiqomah dalam kebaikan Perajurit Saba: Tuhan, Siapalah Aku

Jumat, 25 September 2015

Tuhan, Siapalah Aku

Tuhan,,
Siapalah aku yang teramat kerdil dalam jagat kuasa_Mu
Tak pernah menjadi apa-apa
Pun tak memiliki apa-apa

Hanya, biarkan aku menjadi Aurora
Yang melesat dengan kokoh keangkasa
Meskipun separuh sayap terluka
Menuju tiang langit_Mu
Tanpa harus terkesiap dan terlena
Oleh ranum senja dan kerlip alpha centura

Tuangkan dalam cangkir jiwaku
Sebening cinta untuk mereka yang dicampakkan,
Disingkirkan, dipinggirkan
Karena AKU, DIA, MEREKA, KAMI
Sama dihadapan_Mu

Kau titahkan yang terbaik
Bukan ditentukan dari kelihaian berkata-kata
Karena kata-kata telah lama menghipnotis kami
Hingga kami terpanggang dalam kawah ketidak tahuan
Kebodohan

Menjelmakan kami sebagai
Ifrit-ifrit milenium
Sekumpulan manusia hipokrit tak tahu malu

Pun bukan pula ditentukan seberapa elok wajah
Dan bentuk tubuh kami
Karena itu semua semata-mata tak dapat kami elak
Engkau telah menentukan tanpa dapat kami memilih

Sebagimana kemuliaan juga tidak dapat diwariskan
Melalui darah, keturunan
Karena itu pun
Telah Engkau tentukan, tanpa dapat kami meminta

Kemuliaan dan penghargaan sejati itu pun
Tak terukur oleh limpahan harta
Karena acapkali semua itu membuat kami mendewakan dunia
Membutakan jiwa, melumpuhkan logika

Sebab,
Tangis bayi yang kelaparan,
Jerit ibu-ibu hamil yang tak punya sepeserpun uang,
Bapak-bapak yang kehilangan pekerjaan,
Serta para manula yang penyakitan
Tak sanggup mendobrak benteng keangkuhan dalam jiwa kami

Kami menjadi yang terbaik dan mulia karena
Dan hanya karena derajat ketaqwaan kami kepada_Mu
Maka kuatkanlah kami untuk meneguhkan hati
Untuk senantiasa bersujud kepada_Mu
Memancarkan nur cinta_Mu
Dialtar jiwa mereka yang terluka

Hingga kami mengerti,
Betapa penghormatan
Dan setitik keangkuhan
Tak layak kami sandang

Duh Gusti,
Singkirkan arakan awan keangkuhan dalam jiwa kami
Agar kami kembali kepada_Mu
Dengan menenteng ranumnya amal dan pengabdian

Aku milik_Mu Tuhan
Aku bukan siapa-siapa
Aku tak punya apa-apa

(dari novel ning aisya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar